GHIRAHBELAJAR.COM - Puisi-puisi oleh Kholifatul Husna*
BICARA WANITA
isap abuturun debu
tumbuh kayu
semua pilu
ini bicara perihal wanita
yang jiwanya meronta-ronta
karena melawan perihnya perjuangan
atas nama perjuangan
nasib adalah perkara tangan
melawan atau terhentinya perjuangan
adalah bagaimana cara kita untuk melawan
katanya semua manusia itu sama
nyatanya hanya sebatas giringan sekulerisasi
terkurung oleh peradaban tak bernurani
untukmu wanita!
yang terlalu patah untuk bicara
yang terlalu sakit menahan luka
yang sedang tidak baik-baik saja
menjadi wanita itu luka
cantik saja menjadi alat penundukkan
tertunduk menjadi korban kapitalisme
berteriak tapi tak didengar
merintih tapi tak melirih
miris sungguh tragis
menindas dengan buas menggilas
jangan pesimis ataupun apatis
tetap realistis dan optimis.
Siklus Kehidupan
kau masih saja terpakuterdiam dengan wajah yang termangu
dengan duniamu yang membisu
kau sadar?
bahwa waktu sangat cepat berlalu
bahwa angan tak bisa selalu dikenang
seperti air yang selalu mengalir
hatimu mati karena penuh denga segala emosi
dengan ribuan wajah menjadi saksi
sudahkah kamu bersyukur?
atas segala nikmat kehidupan
atas segala apa yang diberikan
ketika sabar
mengajarkanmu arti kata ikhlas
dan memberimu sebuh kebahagiaan tanpa batas
sehingga kamu adalah alasan
untuk mereka tetap bertahan
karena hati dan jiwamu yang dermawan
kukuhkan dengan semangat ideologismu
buktikan denga puncak kesuksesanmu
jadilah manusia yang memanusiakan manusia
bergerak untuk mencari
atau tidak bergerak sama sekali.
BAHAGIA?
hidup terkadang tak sesuai dengan apa yang diharapkantak sesuai dengan apa yang kita inginkan
tapi hidup dapat kita harapkan dengan sebuah kebahagiaan
setiap manusia berhak untuk bahagia
bahagia atas dirinya
ataupun bahagia atas hidupnya
manusia hanya mampu berencana
hidup dengan berbagi kebahagiaan
dan hidup dengan penuh kesyukuran
nikmati saja
seberat apa pun rintangan
sesulit apa pun keadaan
lakukan apa yang membuatmu merasa nyaman
jika dalam hidup penuh dengan keluhan
untuk apa menikmati kesulitan
pergi dan carilah kehidupan yang tentram
semua butuh proses
pekerjaan terbaik adalah pekerjaan
bahagia atas dirinya
ataupun bahagia atas hidupnya
manusia hanya mampu berencana
hidup dengan berbagi kebahagiaan
dan hidup dengan penuh kesyukuran
nikmati saja
seberat apa pun rintangan
sesulit apa pun keadaan
lakukan apa yang membuatmu merasa nyaman
jika dalam hidup penuh dengan keluhan
untuk apa menikmati kesulitan
pergi dan carilah kehidupan yang tentram
semua butuh proses
pekerjaan terbaik adalah pekerjaan
dengan kenyamanan dan kebahagiaan
dari banyaknya perjuangan yang tak pernah terselesaikan
banyak ego yang tak bisa dikendalikan
entah harus seberapa kali kutekankan
semesta sudah berapa banyak yang kukeluhkan
hati dan pikiran yang melelahkan
juga fisik yang tak lagi bisa disandarkan
aku ini manusia
bukan hewan ataupun benda
yang seenak jidat dimaki tanpa sebab
yang katanya selalu dirangkul
nyatanya malah dipukul
yang katanya selalu disayang
nyatanya malah dibuang
kau ini manusia atau binatang?
seperti manusia yang tak punya pikiran
mencaci tanpa tau sana-sini
lihatlah yang kau sebut paksaan itu menghasilkan
nyatanya malah menyesatkan
nafsu yang berlumuran
hilang sekejap tanpa akal sehat
tuhan
suatu hari aku akan bungkam
dengan segala ketidakadilan
ambisi yang tidak lagi kuinginkan
dan kaki yang tak lagi berdiri berdampingan
Manusia Seperti Tuhan
tuhan memberiku banyak rintangandari banyaknya perjuangan yang tak pernah terselesaikan
banyak ego yang tak bisa dikendalikan
entah harus seberapa kali kutekankan
semesta sudah berapa banyak yang kukeluhkan
hati dan pikiran yang melelahkan
juga fisik yang tak lagi bisa disandarkan
aku ini manusia
bukan hewan ataupun benda
yang seenak jidat dimaki tanpa sebab
yang katanya selalu dirangkul
nyatanya malah dipukul
yang katanya selalu disayang
nyatanya malah dibuang
kau ini manusia atau binatang?
seperti manusia yang tak punya pikiran
mencaci tanpa tau sana-sini
lihatlah yang kau sebut paksaan itu menghasilkan
nyatanya malah menyesatkan
nafsu yang berlumuran
hilang sekejap tanpa akal sehat
tuhan
suatu hari aku akan bungkam
dengan segala ketidakadilan
ambisi yang tidak lagi kuinginkan
dan kaki yang tak lagi berdiri berdampingan
***
Profil Penulis
Kholifatul Husna merupakan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Penyair juga merupakan kader dan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) FIP UMJ. Ia telah menulis beberapa buku antologi.
***
0 Komentar