Blended Learning untuk Jejang TK
admin
Desember 19, 2021
GHIRAHBELAJAR.COM, JAKARTA – Semenjak tahun pelajaran baru pendidikan 2021/2022, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sudah memperbolehkan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas untuk semua jenjang pendidikan. Kebijakan ini tentu disambut baik oleh lembaga pendidikan, siswa, maupun orang tua siswa.
Taman Kanak-Kanak (TK) sebagai penyelenggara pendidikan bagi anak usia dini juga bersiap dengan kebijakan ini dengan menyesuaikan sistem pembelajaran yang blended learning. Pembelajaran blended learning secara sederhana dapat diartikan sebagai gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara virtual.
Uhamka sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan yang unggul dalam kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial, melalui Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) memberikan pendampingan kepada guru-guru TK yang tergabung dalam Binaan 03 dan Binaan 04 Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, dengan menyelenggarakan Webinar “Merancang Pembelajaran Blended Learning yang Menyenangkan Bagi Anak”, Kamis (16/12).
Sambutan yang diberikan oleh Pengawas TK Kecamatan Cipayung yang diwakili oleh Sri Hartini juga sangat baik, di mana menurutnya kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial PG-PAUD Uhamka kepada mitra-mitra sekolahnya.
Narasumber webinar, Silvie Mil, SE, M.Pd, menyatakan bahwa dari berbagai jenis blended learning yang diselenggarakan harus memenuhi unsur tatap muka, kegiatan mandiri, proses aplikasi masalah dan konsep serta memuat unsur kerjasama dan evaluasi. “Jadi, blended learning mampu menjembatani kebutuhan anak dalam interaksi dengan guru dan teman melalui pertemuan tatap muka, pendalaman materi secara mandiri melalui pembelajaran daring serta kegiatan yang memberikan anak tantangan untuk memecahkan masalah yang terkait dengan materi/konsep yang diberikan guru,” ujar Silvie, Kamis (16/2).
Dr. Hj. Novi Andayani Praptiningsih, M.Si., sebagai tim PKM Uhamka juga berpendapat bahwa evaluasi terhadap blended learning ini juga tidak boleh disepelekan. “Hal ini akan menjadi masukan guru sekaligus perbaikan mutu bagi sekolah untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran yang diselenggarakan selama masa PTM terbatas ini,” kata dia, Kamis (16/12).
Webinar ini diikuti oleh 37 peserta yang merupakan guru dan kepala sekolah. Dalam webinar ini para peserta juga berbagi pengalaman mereka dalam menyelenggarakan blended learning di sekolah mereka masing-masing. Sri Winarsih, salah seorang peserta webinar, menyampaikan bahwa pembelajaran di sekolah mereka saat ini juga sudah blended learning dengan diawali dengan pembelajaran tetap muka, kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran secara daring dengan guru kelas mereka untuk menyiasati PTM terbatas saat ini.
Peserta lain juga menyampaikan telah melaksanakan project-based blended learning di TK mereka dan peserta lainnya menerapkan model yang lain, seperti flipped classroom blended learning. Apa pun bentuk blended learning yang dilaksanakan, narasumber berpesan agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing pembelajaran, agar anak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang bermakna dalam pembelajarannya.
Tags:
0 Komentar