“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu, Insya Allah engkau akan mendapatkanku termasuk orang yang sabar.” [Q.S As Saffat (37): 102]
Petikan ayat di atas merupakan salah satu dari ayat Al-Qur’an yang menggambarkan tentang bermusyawarah antara seorang ayah dengan anak. Sering kali kita mengira bahwa musyawarah hanya terjadi pada forum-forum formal pada umumnya, tetapi dari ayat tersebut kita dapat mengambil hikmah bahwa sejatinya musyawarah juga dapat kita lakukan pada kehidupan sehari-hari dalam keluarga, mulai dari hal sederhana hingga hal besar lainnya. Terlebih, musyawarah ini akan menguatkan hubungan yang erat antar pasangan, maupun antara orang tua dengan anak.
Seorang anak yang terbiasa diajak untuk bermusyawarah baik hal-hal sederhana hingga hal yang besar cenderung memiliki kekritisan di dalam kehidupan kesehariannya. Musyawarah dapat menjadi media ekspresi kasih sayang antara orang tua dengan anak. Hal ini didasari bahwa dalam suatu musyawarah anak diajak untuk memikirkan hal terbaik apa yang seharusnya dilakukan maupun hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan. Anak tidak terlalu tertekan atas pilihan orang tuanya, sehingga dia memiliki pandangan maupun pilihan sendiri atas beragam keputusan.
Contoh sederhana anak diajak untuk bermusyawarah mengenai menu makanan esok hari, dimana dalam proses ini tentu orang tua juga mampu mengarahkan hal-hal yang baik pada anak, seperti untuk tetap makan sayur maupun makanan bergizi lainnya. Setelah anak diajak untuk bermusyawarah dan telah menentukan pilihannya mereka tentu merasa memiliki tanggung jawab dan merasa dirinya berharga serta disayang oleh orang tuanya, pasalnya mereka turut serta terlibat dalam perencanaan tersebut.
Tanya-jawab maupun diskusi antara anak dengan orang tua, secara tidak langsung mendekatkan hubungan yang harmonis dalam keluarga. Kasih sayang antara anak dan orang tua pun lebih terlihat, apalagi jika proses musyawarah ini dapat dilakukan dengan bahasa yang santun dan tetap menghargai satu sama lain. Adanya musyawarah dalam keluarga juga mengajarkan pada anak bahwa sejatinyaa kita juga harus menghargai pendapat orang lain dan tidak mudah memutuskan suatu perkara secara sepihak. Terlebih orang tua merupakan teladan yang perilaku, sikap, dan perkatannya akan sangat banyak ditiru oleh seorang anak.
0 Komentar