Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 50 personel Polri terdiri atas anggota Samapta Kewilayahan dan Detasemen Perintis Ditsamapta Korsabhara Baharkam Polri. Dalam paparannya, Nurlina yang mengatakan bahwa sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian RI Pasal 13 bahwa Polri mengemban tugas pokok memelihara Kamtibmas, menegakkan hukum, memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat.
Tugas-tugas tersebut juga harus dilakukan oleh satuan anggota Samapta Kewilayahan dan Detasemen Perintis Ditsamapta Korsabhara Baharkam Polri sebagai unsur pembantu pimpinan dan pelaksana. “Dalam menjalankan tugas-tugas tersebut, anggota Samapta Kewilayahan dan Detasemen Perintis Ditsamapta Korsabhara Baharkam Polri harus menguasai teknik berkomunikasi yang efektif,” ujar Nurlina.
Nurlina menjelaskan, komunikasi efektif akan menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi. Jadi, dalam komunikasi efektif terjadi saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan, dan sikap antara, dua orang atau lebih, kelompok, organisasi yang hasilnya sesuai harapan.
Menurut Nurlina, ada empat pendekatan yang bisa dilakukan anggota Polri untuk menghasilkan komunikasi yang efektif. Pendekatan tersebut adalah persuasif, informatif, humanis, simpatik, dan harmonis. Persuasif, kata dia, dijabarkan sebagai cara memengaruhi manusia dalam berkomunikasi.
Lalu, informatif artinya bahwa komunikasi yang dilakukan harus mampu memberikan pengetahuan dan pemahaman. “Sedang melalui komunikasi yang humanis kita mendambakan dan memperjuangkan pergaulan hidup yang lebih baik,” ujar Nurlina.
Kemudian dalam komunikasi yang simpatik dan harmonis, lanjut dia, merupakan komunikasi di mana pelaku komunikasi memosisikan diri sebagai pendengar aktif yang baik dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh sesama pelaku komunikasi. Dengan cara seperti ini maka akan tercipta saling berhubungan dan tidak ada perbedaan antar pelaku komunikasi.
Nurlina mengatakan bahwa pendekatan strategi komunikasi efektif dalam tingkatan komunikasi dapat dilakukan dengan beberapa sikap seperti selalu menghargai pendapat, memberikan feedback, berbicara langsung, sinkron/kesesuaian, bersikap bersahabat/terbuka, selalu dalam posisi siap, mau mendengarkan, menyampaikan pesan dengan jelas, memperhatikan bahasa tubuh dan open mind.
Dalam kesempatan tersebut, Nurlina juga memberikan beberapa tips menjadi komunikator yang baik yang harus dikuasai seorang anggota Polri. Di antaranya, memberi informasi yang jelas, milikilah minat berkomunikasi dengan orang lain (warga), kenali kepercayaan dan nilai budaya mereka yang unik, pahami bahasa verbal dan nonverbal mereka dan nilai-nilai yang melekat pada bahasa tersebut, milikilah empati terhadap orang lain.
“Selain itu, cobalah melihat sesuatu dari perspektif mereka, tundalah penilaian atas perilaku komunikasi orang lain, hindari stereotip atas orang lain, milikilah persepsi yang akurat dengan mendengarkan lawan bicara secara hati-hati, mintalah umpan balik dari orang lain/mengajukan pertanyaan dan terakhir adalah hindari memotong pembicaraan,” kata Nurlina.
Made, salah satu peserta pelatihan mengaku senang mendapatkan materi komunikasi efektif dalam patroli dialogis yang disampaikan narasumber. “Cara menyampaikan materi, ibu Lina sangat komunikatif, fleksibel dan mudah dipahami. Begitu juga peserta yang menerima materi bersemangat karena disampaikan ibu sangat antusias. Kami berharap Bu Lina terus memberikan kami bekal ilmu komunikasi yang memang benar-benar kami butuhkan. Semoga dalam pelatihan lainnya Bu Lina masih bersedia memberikan kami materi yang sangat bermanfaat ini,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana Pelatihan Kombes Pol Mujiyono SIK. M.AP menyampaikan apresiasi dan terimakasihnya kepada semua narasumber termasuk Nurlina Rahman yang sudah berbagi ilmu, pengetahuan dan pengalaman kepada 50 personel Polri peserta pelatihan. “Bu Nurlina bukan sekali ini kami minta bantuan untuk memberikan pembekalan kepada personil Polri terkait kemampuan berkomunikasi. Ini merupakan yang keempat kalinya,” kata Kombes Pol Mujiyono.
Sebagai seorang akademisi sekaligus seorang public speaking, Nurlina dinilai memiliki kompetensi komunikasi yang memang dibutuhkan oleh anggota Polri. “Karena kompetensi beliau yang mumpuni dibidang komunikasi serta tanggapan dari peserta sangat baik pada beliau. Gaya penyampaian materi yang tidak monoton, membangun suasana pelatihan yang dinamis, hal ini terlihat dari antusias dari para peserta, maka kami meminta bantuan kembali untuk memberikan materi tentang komunikasi efektif,” lanjutnya.
Menurut Kombes Pol Mujiyono, sebagai seorang polisi khususnya Sabhara, memang harus memiliki kemampuan berkomunikasi. Karena tugas Sabhara salah satunya adalah patroli dialogis, dimana ini sedang dikembangkan melalui patroli presisi.
Melalui pelatihan ini diharapkan para peserta pelatihan dapat mengimplementasikan ilmunya dalam patroli presisi yang diinisiasi dan dikembangkan Kakorshabara Baharkam Polri, benar-benar mampu secara operasional meminimalisir peluang terjadinya kejahatan sebagai upaya mengintervensi situasi secara fisik, sehingga akan tercipta keamanan di tengah masyarakat menghadapi Pilkada Serentak 2024.
0 Komentar