Pentigraf: Mampus Kau Dikoyak-koyak Sepi
admin
Januari 18, 2025
GHIRAHBELAJAR.COM, Oleh: Laskar Badar Muhammad
Sambil memandangi dinding kamarnya lalu Bahar jadi teringat kejadian pertama kali bertemu dengan Zafira. Siang itu di perpustakaan kampus tepatnya di bagian rak buku-buku sastra. Bahar coba dekati Zafira yang sedang asik membaca buku berjudul "Aku" karya Chairil Anwar di salah satu sudut perpustakaan. "Mampus kau dikoyak-koyak sepi," Bahar menyapa Zafira dengan sepenggal syair Chairil Anwar. Sapaan itu berhasil menarik perhatian Zafira dan membuka obrolan di antara mereka berdua seputar sastra. Dari kejadian itu Bahar selalu menyempatkan diri sepulang kuliah untuk mampir ke perpustakaan kampus demi bisa bertemu Zafira.
Walaupun tak pernah janjian Bahar hampir pasti bertemu Zafira di rak buku-buku bagian sastra itu. Obrolan mereka makin hari makin intens seputar kesusastraan. Sampai-sampai Bahar punya pikiran akan sayang sekali jika hubungan di antara mereka berdua hanya sebatas teman. Hari ini Bahar mantap ingin menyatakan perasaannya pada Zafira. Ketika Bahar ingin mengalihkan topik pembicaraan dari sastra ke perasaannya, Zafira menyela duluan. "Besok fakultas ilmu budaya dan sastra mengadakan seminar, kamu ikut ya? Kata Zafira. Bahar mengangguk, lalu Zafira pamit pulang duluan karena ada keperluan mendadak.
Tiba waktu seminar, ternyata yang bertindak sebagai moderatornya adalah Zafira. Bahar takjub melihat performa cantik Zafira dalam memoderatori diskusi sastra itu. Sampai di penghujung acara, sebagai penutup, ada pembacaan puisi yang dibawakan oleh seorang dosen muda fakultas ilmu budaya dan sastra. Sebelum membaca, dosen muda berkata bahwa puisi tersebut merupakan ciptaannya sendiri dan spesial untuk calon istrinya Zafira Kumala Sari. Sontak Bahar berhenti mengingat kenangan itu. Lalu melempar pandangannya ke sisi dinding kamarnya yang lain. Di dinding itu terdapat tulisan Bahar yang berbunyi, "mampus kau dikoyak-koyak sepi."
0 Komentar